CFX Logo
Artikel

Kenali Empat Jenis Penipuan di Aset Kripto

Oleh CFX|16 Mei 2025

Minat terhadap aset kripto sebagai instrumen investasi terus memperlihatkan tren pertumbuhan. Transaksi yang mudah serta potensi keuntungan yang tinggi menjadi daya tarik aset kripto. Namun, potensi keuntungan tersebut juga diikuti oleh risiko yang tinggi. Selain volatilitas harga, salah satu risiko dari aset kripto yang mesti diwaspadai adalah ancaman penipuan.

Dalam hal ini, ancaman penipuan ini tidak hanya menyasar investor pemula, bahkan investor yang sudah berpengalaman juga bisa menjadi korbannya. Setidaknya terdapat empat jenis penipuan aset kripto yang umum terjadi. Artikel berikut akan membahas bagaimana cara mengidentifikasi dan menghindari keempat potensi penipuan tersebut. 

Skema Ponzi

Penipuan yang pertama adalah skema ponzi. Modus penipuan ini menjanjikan keuntungan tinggi dan cepat bagi investor yang bergabung dan melakukan transaksi. Setelah menyerahkan sejumlah uang, investor tersebut bisa mendapatkan keuntungan yang sudah dijanjikan. 

Namun, keuntungan tersebut sebenarnya bukan berasal dari transaksi kripto, melainkan berasal dari dana investor baru yang bergabung. Oleh sebab itu, ketika sudah tidak ada lagi investor baru atau dana yang masuk, skema akan hancur dan membuat investor kehilangan dananya dan merugi.

Skema ponzi dapat diidentifikasi melalui iklan atau unggahan yang menjanjikan keuntungan tinggi, jumlah keuntungan tetap, dan dijanjikan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu, pastikan untuk mengabaikan tawaran yang memberikan iming-iming yang too good to be true alias terlalu bagus untuk menjadi kenyataan.

Selain itu, pastikan untuk bertransaksi aset kripto pada platform yang merupakan anggota bursa kripto PT Central Finansial X (CFX) dan telah mendapatkan izin Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD) dari OJK. Pasalnya, operasional mereka selalu diawasi dan mematuhi regulasi yang berlaku.  

Phishing

Penipuan berikutnya yang kerap terjadi di industri aset kripto adalah phishing. Modus ini memanfaatkan penipuan yang memancing korban untuk memberikan data sensitif seperti kata sandi dan private key. Umumnya penipu akan membuat situs palsu dan mencuri data korban ketika korban memasukkan datanya. 

Dalam praktiknya, penipu akan menyebarkan tautan palsu yang dibuat menyerupai situs aslinya. Tautan disebarkan melalui email, media sosial, dan pesan pribadi. Ketika korban membuka tautan tersebut dan memasukkan data-data penting, penipu akan mengetahuinya dan bisa digunakan untuk mengambil alih akun korban. 

Bahkan, dalam beberapa kasus, hanya dengan mengklik tautan tersebut, penipu bisa langsung mengambil alih akun korban.

Untuk mengidentifikasi modus phishing, kita harus selalu siaga dan memeriksa kembali setiap URL website sebelum memasukkan data pribadi. Pastikan tautannnya bukan tiruan. Selain itu, abaikan pesan-pesan yang memberikan instruksi untuk pergi ke website tertentu dan jangan pernah sekalipun mengklik tautan yang mencurigakan.

Rug Pull

Penipuan berikutnya adalah rug pull di mana tim pengembang aset kripto meninggalkan proyek mereka dan membawa kabur seluruh uang investor. Kondisi tersebut dapat diibaratkan seperti menarik karpet yang mengakibatkan orang yang berada di atasnya terjatuh. 

Umumnya penipuan rug pull marak terjadi pada token baru yang ada di decentralized exchange (DEX). Salah satu contoh kasus rug pull adalah token SQUID pada 2021 lalu. Saat itu, lahir token SQUID yang mengambil inspirasi dari serial Squid Game yang sedang populer.

Sempat mengalami kenaikan harga hingga ratusan ribu persen, pada 1 November 2021 tim pengembang SQUID melakukan rug pull. Pada keesokan harinya, token SQUID yang semula seharga $2.861 berubah menjadi $0. Para pemilik SQUID harus gigit jari kehilangan uangnya dan tim pengembang SQUID berhasil membawa kabur $3,36 juta berdasarkan laporan Gizmodo.

Cara terbaik untuk mengidentifikasi dan menghindari rug pull adalah dengan melakukan riset yang mendalam terhadap white paper, media sosial, dan website dari sebuah proyek. Selain itu, cari tahu juga jumlah likuiditas terkunci dan token yang dimiliki tim pengembang. Jika terdapat temuan yang janggal, sebaiknya hindari token tersebut. 

Pump and Dump

Terakhir ada pump and dump, yakni penipuan di mana terdapat kelompok atau individu yang mengerek harga aset kripto naik melalui hype di media sosial dan skema lainnya. Setelah harga naik dan banyak investor yang membeli aset kripto tersebut, lalu mereka menjual dalam jumlah besar. 

Investor yang melakukan pembelian ketika harga sudah di atas kemudian akan “nyangkut” dan mengakibatkan mereka merugi. Seiring penjualan kripto dilakukan dalam jumlah besar, penurunan harga akan terjadi secara cepat dan investor sulit untuk bereaksi secara cepat.  

Pump and dump paling sering terjadi pada aset kripto dengan jumlah likuiditas yang kecil karena pergerakan harganya lebih mudah dikendalikan oleh pihak tidak bertanggung jawab. 


Untuk mengidentifikasi aset kripto yang sedang menjalankan skema pump and dump, cari tahu hype yang terjadi secara organik atau dibuat-buat. Selain itu, hindari membeli aset kripto hanya karena ikut-ikutan tren, gunakan metrik berbasis fundamental dan use-case agar penilaian bisa lebih objektif.