Mengenal Teknologi dan Cara Kerja dari Bitcoin
Bitcoin (BTC) adalah sebuah mata uang digital yang didistribusikan dan dikendalikan secara terdesentralisasi melalui jaringan peer-to-peer. Hal tersebut membuat BTC dikelola sepenuhnya oleh penggunanya, tanpa ada pihak terpusat seperti bank sentral atau lembaga keuangan yang memegang kendali.
Sebagai aset digital, Bitcoin dapat digunakan untuk menyimpan nilai dan dikirim kapan pun ke siapa saja di mana saja. Nantinya setiap transaksi Bitcoin akan dicatat dalam buku besar digital yang disebut blockchain, yang memberikan tingkat keamanan dan transparansi yang tinggi.
Sejarah Perkembangan Bitcoin
Jaringan Bitcoin pertama kali diluncurkan pada 2009. Namun, gagasan terkait Bitcoin sebenarnya pertama kali muncul pada Oktober 2028 melalui publikasi berjudul “Bitcoin: A Peer-to-Peer Electronic Cash System” karya Satoshi Nakamoto. Satoshi merupakan sosok anonim yang hingga saat ini belum diketahui identitas aslinya.
Walaupun baru berusia 16 tahun, Bitcoin telah melalui berbagai fase dan dinamika pergerakan harga yang menarik sejak diluncurkan. Bitcoin sempat mengalami kenaikan harga yang signifikan, kemudian diikuti dengan koreksi tajam. Setelah itu, Bitcoin sempat bergerak mendatar hingga akhirnya kembali mengalami fase kenaikan signifikan dan jatuh tajam lagi.
Sentimen yang mewarnai Bitcoin juga sangat beragam. Mulai dari skeptisme, dicap sebagai aset yang tidak memiliki nilai intrinsik, tidak diakui oleh negara dan investor institusi. Namun, seiring dengan berjalannya waktu kini Bitcoin telah menjadi aset yang diakui oleh investor ritel, institusi, dan negara.
Cara Kerja Bitcoin
Bitcoin beroperasi menggunakan teknologi blockchain atau sebuah buku kas digital yang mencatat dan memastikan seluruh transaksi Bitcoin berjalan aman dan tidak bisa diubah. Di dalam blockchain tersimpan seluruh transaksi sejak transaksi pertama Bitcoin hingga transaksi yang paling baru. Keunikan blockchain adalah memungkinkan semua orang untuk mengakses seluruh transaksi yang tercatat di dalamnya.
Keaslian setiap transaksi dilindungi dengan tanda tangan digital yang dijamin melalui kriptografi. Bitcoin menggunakan mekanisme Proof-of-Work (PoW) untuk memverifikasi transaksi dan memastikan tidak terjadi transaksi yang sama. Mekanisme tersebut juga disebut dengan penambangan di mana setiap penambang yang berhasil memverifikasi transaksi akan menerima imbalan.
Jadi, transaksi pada Bitcoin akan bermula dari pengguna yang ingin mengirimkan Bitcoin. Kemudian transaksi akan dikirim ke jaringan peer-to-peer untuk diverifikasi oleh para penambang. Setelah berhasil, transaksi akan ditambahkan ke blok baru dalam blockchain. Setiap blok baru akan terhubung dengan blok sebelumnya melalui kode unik sehingga membuat rantai informasi yang tak terputus. Itulah mengapa disebut sebagai blockchain alias rantai blok.
Faktor yang Memengaruhi Harga Bitcoin
Faktor utama yang memengaruhi harga Bitcoin adalah permintaan dan penawaran. Berbeda dengan pasar keuangan tradisional, Bitcoin dan aset kripto lainnya diperdagangkan 24/7 tanpa henti. Dinamika jual-beli tersebut kemudian menciptakan volatilitas terhadap harga Bitcoin. Ketika permintaan meningkat, harga Bitcoin akan terangkat. Sementara ketika permintaan turun, harga Bitcoin akan terkoreksi.
Seperti yang sudah disebutkan, Bitcoin memiliki pasokan yang terbatas sehingga menciptakan kelangkaan di pasar. Jika permintaan terhadap Bitcoin terus tumbuh dengan pasokan yang terbatas, banyak pihak yang kemudian meyakini harga Bitcoin akan terus menguat di masa depan. Bitcoin juga memiliki mekanisme yang bernama Halving, yakni pemotongan setengah imbalan yang diterima oleh penerima. Halving sendiri terjadi setiap empat tahun sekali dengan tujuan untuk mengurangi tingkat pasokan Bitcoin yang baru.
Namun, perlu untuk diingat bahwa Bitcoin memiliki risiko dan tidak ada jaminan harganya akan terus meningkat. Harga yang fluktuatif dapat memberikan potensi keuntungan yang besar, namun juga kerugian yang besar. Oleh sebab itu, investor harus selalu berhati-hati dan selalu mempertimbangkan risikonya sebelum memutuskan untuk membeli Bitcoin.
Mengapa Bitcoin Berharga?
Berikut ini adalah beberapa alasan yang menjadikan Bitcoin berharga:
- Jumlah yang terbatas
Sejak diciptakan, Bitcoin sudah diatur hanya akan memiliki pasokan sebanyak 21 juta BTC. Pasokan yang terbatas membuat BTC menjadi aset langka dan memiliki nilai yang lebih tinggi daripada mata uang biasa, terlebih ketika permintaan terus meningkat.
- Borderless
Nilai Bitcoin juga datang dari karakteristiknya yang borderless alias dapat digunakan di mana saja tanpa dibatasi oleh negara.
- Transparansi dan Keamanan
Teknologi blockchain menjadikan Bitcoin transparan dan memiliki keamanan tinggi berkat jaringan terdesentralisasinya.
- Sebagai Alat Lindung Nilai
Bitcoin bisa dijadikan sebagai alternatif untuk menyimpan aset dan melindunginya dari inflasi. Tak sedikit juga yang kemudian menganggap Bitcoin sebagai emas digital.
Bitcoin sebagai Aset Investasi
Bitcoin dengan nilai dan keunikannya telah diakui menjadi salah satu kelas aset investasi. Kini, Bitcoin menjadi pilihan diversifikasi portofolio para investor ritel maupun institusi. Selain membeli dan memiliki Bitcoin secara langsung, investor juga bisa mendapatkan eksposur terhadap harga Bitcoin melalui produk Exchange-Traded Fund (ETF).
Sementara di Indonesia, Bitcoin juga telah diakui sebagai aset kripto yang boleh diperdagangkan. Pemerintah Indonesia telah mengatur perdagangan aset kripto, termasuk Bitcoin melalui Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 27 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Perdagangan Aset Keuangan Digital Termasuk Aset Kripto.