CFX Logo
Artikel

Enam Hal yang Harus Dihindari Ketika Berinvestasi Aset Kripto

Oleh CFX|25 Maret 2025

Jakarta – Investasi aset kripto telah menjadi pilihan yang menarik bagi investor yang memburu potensi imbal hasil yang tinggi. Namun, potensi imbal hasil tersebut juga diikuti dengan risiko yang tinggi. 

Jika tidak mengelola risiko tersebut secara hati-hati, bukannya keuntungan, investor justru bisa berujung pada kerugian. Lalu, apa saja yang sebaiknya dihindari untuk mengelola risiko dalam berinvestasi aset kripto?

1. Minim Riset

Riset adalah kunci utama dalam berinvestasi aset kripto. Seorang investor harus memahami terlebih dahulu mengenai proyek aset kripto pilihan mereka. Dengan melakukan riset yang mendalam, investor dapat mengukur potensi dan risiko di balik keputusannya. Jangan sampai, investor berinvestasi pada aset kripto karena sebatas ikut-ikutan tanpa melakukan riset karena hal tersebut dapat berujung pada kerugian.

Dalam menjalankan riset, investor bisa melakukan analisis fundamental pada sebuah aset kripto. Beberapa hal yang bisa dilakukan adalah dengan mencari tahu teknologi yang digunakan, solusi apa yang ditawarkan, siapa tim pengembangnya, tokenomiknya, hingga aktivitas komunitasnya. 

Pastikan seluruh informasi tersebut didapatkan dari sumber yang terpercaya seperti whitepaper ataupun website resmi proyek tersebut. Jangan lupa lakukan cross-check informasi dari berbagai sumber kredibel lainnya.

2. Menggunakan Uang Panas

Dalam berinvestasi aset kripto, pastikan untuk selalu menggunakan uang dingin sebagai sumber modal. Uang dingin merujuk pada dana yang telah disisihkan untuk kebutuhan investasi dan tidak akan digunakan dalam jangka pendek. Seiring dengan sifatnya yang tidak mendesak, uang dingin memberikan fleksibilitas untuk digunakan sebagai modal dalam berinvestasi.

Jangan sampai menggunakan uang panas sebagai sumber modal untuk berinvestasi aset kripto. Uang panas merujuk pada uang kebutuhan sehari-hari, dana darurat, atau hasil pinjaman. Penggunaan uang panas menjadi berisiko karena pergerakan harga aset kripto memiliki volatilitas yang tinggi. Selain itu, tekanan emosional akibat menggunakan uang panas dapat memperburuk keputusan investasi.

Jadi, pastikan menggunakan dana yang khusus dialokasikan untuk investasi dan tidak mengganggu keuangan jika mengalami kerugian.

3. Takut Cut Loss.

Cut loss adalah strategi penting dalam berinvestasi kripto karena ia berfungsi untuk membatasi kerugian. Terkadang, harga aset kripto bisa bergerak tidak sesuai hasil analisis dan bisa terus terkoreksi. Jika terus menahan aset yang merugi karena takut mengakui kesalahan atau percaya harga bisa segera kembali rebound, justru berpotensi membuat kerugian semakin besar.

Dalam menentukan target cut loss, investor bisa menggunakan batas kerugian yang dapat ditoleransi. Jika batasnya adalah siap menanggung rugi tidak lebih dari 25%, maka level cut loss bisa ditentukan area tersebut. Jadi, jika harga sudah terkoreksi 25%, maka investor harus segera melakukan cut loss.

Perlu diingat bahwa melakukan cut loss bukanlah tanda kegagalan, melainkan bagian dari manajemen risiko yang sehat. Oleh karena itu, pastikan untuk disiplin melakukan cut loss ketika harga aset kripto yang dibeli bergerak melewati level yang sudah ditentukan.  

4. Kurang Disiplin Take Profit

Sama pentingnya dengan cut loss, take profit juga merupakan salah satu strategi yang penting untuk merealisasikan keuntungan. Ketika harga aset kripto naik mencapai target harga yang telah ditentukan, investor harus disiplin melakukan take profit dengan menjual asetnya. 

Dalam melakukan take profit, investor bisa mengambil seluruh modal yang digunakan, menjual keuntungan yang diperoleh, atau menjual seluruh asetnya. Strategi tersebut bisa disesuaikan dengan profil risiko, outlook pasar,  dan preferensi masing-masing investor. 

Jangan sampai investor terjebak dalam rasa serakah yang membuat mereka justru terlalu lama menahan aset yang sudah untung karena berharap harga akan terus menguat. Jika harga ternyata berbalik arah, keuntungan yang diperoleh justru bisa semakin kecil atau malah hilang. Oleh sebab itu, investor harus disiplin melakukan take profit ketika target harga sudah tercapai. 

5. Overtrading

Dalam berinvestasi aset kripto, jangan sampai investor terjebak dalam situasi overtrading atau aktivitas jual-beli yang terlalu sering dalam jangka pendek. Situasi overtrading dapat mengakibatkan investor mengambil keputusan yang buruk karena sedang dipenuhi oleh emosi. 

Overtrading umumnya dipicu oleh emosi ingin membalas dendam karena merugi atau emosi serakah karena memperoleh keuntungan. Terlalu banyak melakukan trading dalam jangka pendek bisa mengakibatkan biaya transaksi yang tinggi dan keputusan investasi yang terburu-buru. 

Untuk menghindari overtrading, investor bisa membuat rencana trading yang jelas dengan menetapkan batasan frekuensi trading dalam periode waktu tertentu. Selain itu, pastikan untuk selalu bertransaksi dengan kepala dingin dan emosi yang terkendali.

6. Menggunakan Platform Ilegal

Melakukan transaksi aset kripto di platform ilegal membuat investor berada dalam posisi yang rentan karena tidak mendapatkan perlindungan dari kemungkinan penipuan dan transaksi yang tidak mematuhi regulasi. Oleh sebab itu, pastikan untuk selalu bertransaksi di platform pedagang aset kripto yang memiliki lisensi sebagai Pedagang Aset Keuangan Digital (PAKD) dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan yang terdaftar sebagai anggota bursa aset kripto PT Central Finansial X (CFX).