Jenis-Jenis Indikator dalam Analisis Teknikal
Sekilas Tentang Indikator dalam Analisis Teknikal
Sebelumnya telah dijelaskan mengenai analisis teknikal yang dapat membantu kita dalam mengevaluasi dan memprediksi pergerakan harga sebuah aset kripto berdasarkan data historis yang ada. Salah satu elemen penting dalam analisis teknikal adalah indikator teknikal.
Indikator dalam analisis teknikal adalah sebuah formula matematis yang digunakan untuk membaca arah pergerakan dan titik harga sebuah aset keuangan, termasuk aset kripto. Indikator tersebut dapat membantu investor mengidentifikasi peluang perdagangan yang potensial, memberikan sinyal beli atau jual melalui gambaran kekuatan arah tren, dan kondisi pasar yang sudah mengalami overbought atau oversold.
Fungsi Indikator dalam Analisis Teknikal
Fungsi utama dari indikator teknikal adalah membantu para investor mendapatkan konfirmasi mengenai analisis mereka terhadap pergerakan harga aset kripto. Dengan indikator teknikal, investor bisa mengonfirmasi keputusan perdagangan, mengidentifikasi peluang, dan mengelola risiko.
Sebenarnya terdapat beragam jenis indikator teknikal yang dapat digunakan dalam analisis teknikal. Namun, dalam artikel kali ini, kita akan membahas beberapa jenis indikator teknikal yang paling umum digunakan oleh para investor.
Jenis-Jenis Indikator dalam Analisis Teknikal
Berikut ini adalah empat jenis indikator yang sering digunakan dalam analisis teknikal:
- Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index (RSI) adalah sebuah indikator yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Indikator ini memperlihatkan apakah sebuah aset kripto mengalami overbought (terlalu banyak dibeli) atau oversold (terlalu banyak dijual). Sinyal yang muncul ditampilkan dalam rentang angka 0-100.
Jika RSI di atas 70, maka aset dianggap overbought. Seiring aset sudah terlalu banyak dibeli, dapat diartikan harganya sudah terlalu tinggi dan berisiko mengalami penurunan. Sementara jika RSI di bawah 30, maka aset dianggap oversold. Seiring aset sudah terlalu banyak dijual, dapat diartikan harganya sudah terlalu rendah dan berpotensi untuk naik kembali.
Perlu diketahui, RSI tidak selamanya memberikan prediksi yang akurat, terutama dalam jangka pendek. Pasalnya indikator RSI dapat bergerak berbeda dari pergerakan harga aset kriptonya. Oleh sebab itu, RSI kerap dikombinasikan dengan indikator teknikal lainnya.
- Moving Average (MA)
Moving Average adalah indikator dalam bentuk garis yang menghaluskan data harga dalam periode waktu tertentu untuk menunjukkan arah tren harga. Ada beberapa jenis, seperti Simple Moving Average (SMA) dan Exponential Moving Average (EMA), yang perhitungannya berbeda. Umumnya, trader menggunakan MA dengan periode lima, 10, 20, 50, 100, dan 200 hari.
Jika harga aset kripto bergerak melewati di atas MA, maka dapat diartikan harga akan berada dalam tren penguatan. Sementara jika harga aset kripto bergerak melewati di bawah MA, maka dapat diartikan harga akan berada dalam tren pelemahan.
Selain itu, MA juga bisa berfungsi sebagai level support (harga cenderung naik setelah menyentuhnya) atau resistance (harga cenderung turun setelah menyentuhnya).
- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
MACD adalah indikator momentum yang mengikuti tren. Ini terbentuk dari hubungan antara dua Moving Average harga suatu aset dan biasanya terdiri dari garis EMA yaitu EMA 12 dan 26. Perhitungan tersebut menciptakan sebuah garis MACD yang dimulai dari angka negatif sampai positif.
Indikator MACD sendiri terdiri dari garis MACD, garis signal, dan grafik Histogram. Terdapat beberapa prinsip umum dari MACD. Jika MACD positif atau berada di atas histogram, maka menunjukkan momentum harga sedang mengalami kenaikan. Sementara jika MACD Negatif dan berada di bawah Histogram, maka menunjukkan momentum sedang mengalami penurunan.
- Bollinger Band (BB)
BB merupakan indikator teknikal yang terdiri dari tiga garis, yakni pita tengah (biasanya SMA), pita atas, dan pita bawah yang mengukur volatilitas harga. Umumnya pergerakan pita atas dan bawah menyesuaikan dengan volatilitas harga aset. Semakin tinggi volatilitas, semakin lebar kedua batas dari Bollinger Band dan sebaliknya
Pita yang menyempit dapat diartikan volatilitas sedang rendah dan seringkali mendahului pergerakan harga yang besar. Sementara jika pita yang melebar dapat diartikan volatilitas sedang tinggi dan pergerakan harga yang kuat.
Jika harga harga menyentuh pita atas, dapat diartikan aset mungkin overbought atau harga sedang dalam tren naik yang kuat. Sedangkan jika harga menyentuh pita bawah, maka aset mungkin oversold atau harga sedang dalam tren turun yang kuat.
Penutup
Perlu diingat bahwa pada dasarnya tidak ada indikator teknikal yang dapat memberikan sinyal akurat hingga 100%. Tak hanya itu, sebaiknya hindari menggunakan hanya satu jenis indikator dalam analisis teknikal karena berpotensi memberikan sinyal palsu. Oleh sebab itu, pastikan untuk mengombinasikan berbagai jenis indikator dalam analisis teknikal untuk mendapatkan lebih banyak informasi perdagangan sehingga sinyal yang dihasilkan bisa lebih akurat.